solat hajat
asalalualaikum .. selamat pagi siang sore malam, sudah kah anda solat.
salat adalh tiang agama dan salat juga yang menjaga agar kita tetap di jalur yang benar dalam menghadai hidup ini yang mungkin sekarang kian tak terarah. sebagian dari kalian apakah mengerti bahwa terdapat solat yang dapat mengabul kan hajat kita. ya itu namanya solat hajat . mari kita bahas secara lebih dalam
SHOLAT HAJAT
Shalat Hajat adalah shalat sunnat
yang dilakukan seorang muslim ia memiliki hajat tertentu dan ia ingin hajat
tersebut dikabulkan oleh AllahS WT. Shalat dilakukan minimal 2 raka’at dan
maksimal 12 raka’at dengan salam setiap 2 rakaat. Shalat ini dapat dilakukan
kapan saja asalkan tidak pada waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan shalat
(lihat pada shalat sunnat).
1. Niat shalat hajat:
Ushallii sunnatal haajati
rak’aataini lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku berniat shalat hajat
sunah hajat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Doa Shalat Hajat
بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا
لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ
لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.. Segala puji hanya bagi Allah swt atas limpahan
nikmat-nikmat dan segala tambahannya. Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu
sebanding dengan kemulyaan dan keagungan kekuasaannMu.
Lalu beristigfar
Astagfirullaha rabbi min kulli
dzanbin wa atuubu ilaiih.
Artinya:
“Aku memohon ampunan kepada Tuhanku, dari dosa-dosa, dan aku bertaubat
kepada-Mu”
Lalu membaca sholawat nabi
Allahuma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin shalaatarridhaa
wardha ‘an ashaabihir ridhar ridhaa.
Artinya:
“Ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas jungjunan kami Muhammad,
kesejahteraan yang diridhai, dan diridailah daripada sahabat-sahabat sekalian.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ سُبْحَانَ
اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِا
أَسْأَلُكَ مُوْجِباَتِ رَحْمَتِكَ
لْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ
وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ
إِثْمٍ
لاَ تَدَعْ لِيْ ذَنْباً إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمّاً
إِلاَّ فَرَّجْتَهُ
وَلاَ حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضاً إِلاَّ قَضَيْتَهَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
Laa
ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu
lillaahi robbil ‘aalamiin. As `aluka muujibaati rohmatika wa‘azaaima
maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birri wassalaamata ming kulli itsmin.
Laa tada’ lii dzamban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa
haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.
Artinya:
“Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci
Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru
sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan
sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap
dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni
dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan
tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan.
Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.”
3. Keutamaan Shalat Hajat
Sabda Rasulullah: “Siapa yang
berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat (Shalat Hajat) dan
sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat.” (HR
Ahmad) Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia berkata, “Seorang laki-laki
menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia
mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia
mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh
guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau
menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah
Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari
ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati
ini.” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.”(HR
Baihaqi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar